Selasa, 25 Desember 2018

Bisakah Kamu Menerima dan Memaafkan Semua Kesalahan di Masa Laluku Dengan kelegaan Hati?

Bagaimana pun masa laluku, percaya lah segala keburukan itu sudah jauh aku tinggal di belakang. Aku yang sekarang bukan lagi aku yang dulu. Karena itu, aku memberanikan diri untuk memintamu bukan sekedar menerima tapi juga memaafkannya. Mungkin sulit, tapi bisakah kamu mengusahakannya.

Kamu selalu punya impian, jika pasanganmu kelak seorang perempuan cerdas yang memiliki reputasi baik dalam segala hal. Namun sayangnya, kamu justru mendapatkan seseorang yang punya cacat dihidupnya. Kecewa? aku rasa itu sudah pasti. Tapi sekali lagi, aku memohon jangan biarkan dirimu terus larut dalam kekecewaan. Jangan biarkan masa laluku mewabah dikepalamu, sampai akhirnya kamu tak sanggup memikirkan masa depanku.

Bukan cuma kamu yang selalu memiliki impian pasangan yang hampir terlihat sempurna. Asal kamu tahu mimpiku pun demikian. Seperti yang dijanjikan oleh Allah,

Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya)

Mengingat-ingat janji itu, maka aku putuskan untuk berjuang mati-matian memperbaiki dan memantaskan diri. Jatuh bangun aku rasakan. Berkali-kali harus terjebak pada nilai-nilai sosial yang seenaknya menghakimi pikiran. Sering juga aku tenggelam pada penyelasan. Bahkan aku sempat kehilangan rasa percaya diri hingga merasa tak layak untuk siapa pun.  Tapi untuk kesekian kalinya aku tegaskan lagi, akhirnya aku berhasil menjadi lebih baik dan setidaknya bisa kamu banggakan.

Sulit memang, menerima kenyataan yang tak sejalan dengan harapan. Bahkan kamu bisa bilang, butuh waktu yang panjang untuk mengusahakan dirimu berdamai dengan masa laluku. Tenang aku cukup sadar diri, karena dulu pun tak hanya sebulan dua bulan aku melakukannya. Kelegaan butuh proses yang panjang. Dulu setiap hari aku selalu menelan kepahitan, jika mengingat-ingat kembali semua kesalahan. Setiap hari aku juga selalu meyakinkan diri, kelak akan ada pria baik hati yang bersedia menerimaku dengan segala cerita yang tersembunyi di masa lalunya. Dan setiap hari aku selalu berdoa jika pria itu adalah kamu, meski kita belum pernah berjumpa.

Ya, semoga memang pria itu adalah kamu.

Terlepas dari semua tentang masa lalu yang tak menyenangkan untuk terus diungkit. Ada masa depan di dalam kepala kamu dan aku yang selalu berusaha bangkit. Masa depan yang selalu memiliki harapan bisa dilukis seindah-indahnya.

Bayangkan saja kelak kita sukses bersama, memiliki keluarga kecil yang berbahagia, dan akhirnya menua dengan masa depan yang sudah terencana. Apaakah itu tidak cukup menutupi banyangan masa laluku yang tak menyenangkan? Apakah masih perlu masa lalu menjadi beban di pikiran, kalau masa depan lebih menggiurkan?

Karena itu, aku tak akan berhenti mengajukan permohonan ini, bisakah kamu menerima dan memaafkan semua kesalahan di masa laluku dengan kelegaan hati?