Minggu, 07 Januari 2018

Niqab, Di Hari Pertamaku Memakainya

Pernah tidak, kamu merasakan.. Ada hal yang ingin sekali kamu lakukan tapi selalu saja ada yang menghalangi? Di saat hati meronta mengatakan lets do it! Tapi masih terhalangi oleh paradigma-paradigma negatif, padahal kamu tau bahwa apa yang akan kau lakukan itu adalah itulah yang kamu inginkan.

Yah.. Begitulah perasaanku pada hari itu. Tepatnya pada tanggal 17-Oktober-2017 hari kamis, selepas ba'da ashar hatiku meronta. Ingin sekali ku pakai kain kecil itu. Untuk sedikit menghibur hatiku, aku mengenakan scruf untuk menutupi wajahku. Ku pakai scruf itu, dengan model seperti cadar. Ku langkahkan kaki ku keluar rumah. Agak malu dan takut awalnya, tapi.. Oke tidak ada orang yang merespon penampilanku.

Aku berjanji pada diriku bahwa ketika bapak melihatku dengan penampilan seperti ini, dan beliau merespon seperti dengan yang lain (biasa) maka segera akan aku memakainya (cadar). Bapak memang tidak mengizinkanku memakai cadar, begitupun keluargaku yang lain, terutama keluargaku yang perempuan. Selang beberapa waktu, bapak telah pulang dari kantor, yang ku tunggu adalah respon darinya.

Dan..
Beliau tidak mengatakan apapun, tapi aku masih menunggu. Cukup lama.. Tapi tidak ada respon juga. Oke fix! Segera mungkin aku ke toko busana muslim di dekat rumah membeli cadar. Cadar hitam pertamaku yang ku kenakan tanpa ragu, tanpa malu lagi.

Sebenarnya aku sudah mempunyai beberapa cadar, tapi hanya tersimpan di lemari. Setiap kali membuka lemari, dan melihat cadar-cadar itu. Aku selalu bertanya, "kapan aku bisa memakai mu wahai cadar?" dan Alhamdulillaah.. Allah mudahkan.

Saya tau, banyak teman-teman yang lain sangat ingin mengenakan cadar. Dan kendala yang paling sering terjadi adalah karna orangtua belum mengizinkan. Sayapun demikian merasakan apa yang teman-teman rasakan. Tapi in syaa Allah, dengan niat kita yang baik, Allah akan mudahkan. Allah yang membolak-balikkan hati manusia. Allah yang membolak-balikkan hati ayah dan ibu kita. Percayalah, jika teman-teman masih takut diejek, diolok, dijauhi, dan lain sebagainya,  sesungguhnya itu hanya bersifat sementara. Orang lain hanya melihat kita yang "baru". Selanjutnya mereka akan terbiasa dengan kita. Bukankah ridho Allah yang kita inginkan? Maka dengan adanya ejekan, olokan, dan lain sebagainya, itu tidak akan membuat kita goyah.

Barakallahufikum
Semoga bermanfaat
#MuhasabahEveryday


Paradigma Cadar di Zaman Now

Assalamu'alaykum warahmatullaah..
Saya langsung saja yah, tanpa muqaddimah yang panjang.  Hhehe.. Takut lupa soalnya. setelah sekian lama gak nulis di mari, tangannya jadi gatal pen nulis.

Cadar/Niqab, maa syaa Allah.. Alhamdulillaah sudah banyak teman2 kita yang memakainya. Termasuk saya. Alhamdulillaah.. Allah mudahkan mewujudkan salah satu cita2 saya. Semoga selalu istiqamah sampai nafas terakhir. Aamiin..

Dulu, sama sekali belum tau yang namanya cadar. Saya teringat ketika masih kecil, saya sedang berada di kampung mamak. Waktu itu saya sedang hujan-hujanan bersama teman, kemudian dari jauh terlihat ada seorang akhwat bercadar berjalan. Teman saya langsung menakut-nakuti dengan berkata,  "Ada hantu!!" dan dia lari meninggalkan saya. Otomatis setelah melihat akhwat yang bercadar itu yang berpakaian serba hitam, saya ikut lari dengan jantung yang berdegup sangat kencang 😂

Ya,  itu dulu. Dimana paradigma masyarakat tentang cadar terbilang negatif. Simbol terorislah, seramlah, hantulah, ninja, aneh, dan lain sebagainya (bahkan mungkin sekarang masih ada yang berfikiran begitu. Tapi tidak se ekstrem dulu).

Tapi, sekarang Maa syaa Allah. Bahkan santri wati saya mengatakan suatu saat nanti, kalau mereka sudah gede,  ingin mengenakan cadar.  Saya tanya alasannya, "kenapa ingin pake cadar?" mereka jawab, "ingin seperti kak Aisyah, cantik". Ini beneran loh, anak-anak gak pernah bohong kan yah, hahhaa 😁 (sekali-kali nyenangin diri lah 😌 )

Bahkan, Maa syaa Allah.. Keponakan saya yang umurnya belum setahun. Kalo saya panggil namanya,  "Dibaaaaa sayaaanggg", "Assalamu'alaykum shalehah".. Lah,  dia malah ketawa liat saya. Padahal ini muka gak keliatan ekspresinya. Hhihi.. Keponakan aunty yang cerdas 😘

Sejauh pengamatan saya (terkhusus di lingkungan saya) di zaman now ini masyarakat terutama anak-anak, Alhamdulillaah.. Mereka tidak takut lagi dengan namanya cadar. Ada sebuah caption yang sempat saya baca, bunyi nya kek gini:

"Mata masyarakat kita sudah terbiasa melihat maksiat, sehingga saat mata kita melihat sesuatu yang syar'i menjadi terlihat aneh bahkan menakutkan".

Nah.. Teman-teman pasti sudah tau kan maksud saya. Yupp!! Mari kita ubah manset masyarakat kita ini, apalagi kepada anak-anak. Mari kita tunjukkan bahwa jilbab syar'i dan cadar bukanlah sesuatu yang aneh dan menakutkan. Jadikan ia indah dengan akhlaq kita, tutur kata yang sopan lagi santun, silaturahim kita, senyum, salam, sapa. Maa syaa Allah..

Semoga dirimu, diriku, dan kalian semua selalu istiqamah dalam memakai pakaian indah ini. Doakan teman-teman kita, mari bantu teman-teman kita,  dan mari ajak teman-teman kita yang belum memakai pakaian indah yang menutup aurat kita ini,  agar dapat merasakan betapa nyamannya memakai pakain syar'i ini.

Dan marilah dengan bangga kita mengatakan,  AKU BANGGA MENJADI MUSLIM, I WEAR HIJAB 'n NIQAB, I PROUD! ALLAHU AKBAR!!

Barakallahufikum 💜💜
Ahad, 7 Januari 2018
23:33 p. m
Menulis apa adanya, semoga bermanfaat