Jumat, 17 Agustus 2018

Puisi Untuk Ibu

Assalamu'alaykum warahmatullaah..
Maa syaa Allah, lama gak mampir di mari :') kali ini mau ngepost puisi yang ditulis sama teman-teman.

Jadi, beberapa waktu yang lalu aku adain giveaway, buat puisi temanya Ibu dan ayah. Pemenangnya dapat buku karya dari Dr. Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, judulnya "Jangan Biarkan Air Mata Ibu Berlinang"
(Bukunya, Maa syaa Allah. Recomended banget. Aku aja bacanya jadi mewek. Hiks..)

Ohiya, yang ikutan giveaway gak banyak sih. Selain alasan gak bisa bikin puisi, kurangnya juga minat membaca, dan gak tertarik dengan buku. Kecewa dikit sih :')

Dan, seperti janji aku. Yang menang giveaway dapat hadiah kitabnya. Dan teman-teman yang ikutan giveaway, aku posting hasil karya puisinya disini. Mereka ini nulisnya pake hati loh, daleem banget. Selamat membaca...
♡♡♡

Aku adalah ribuan angin yang tertiup, terbang bebas dilangit luas,aku akan menjadi salju bersinar seprti berlian bersinar,kan kujaga engkau dari panasnya kehidupan yg datang menerpamu.
Jalan ini terbentang luas,disampingku ada seseorang yang aku anggap sebagai perempuan tercantik yang pernah kutemui,cantik hati,tutur kata dan sifatnya,tangannya menggamit lenganku dengan baiknya.aku tersenyum setiap kali iya tersenyum,dia adalah perempuan terbaik untukku selalu ada di saat aku berucap ingin sendirian dan dalam setiap kebahagiaanku,karena salah satu kebahagianku adalah ketika bisa membuatnya bahagia,dengan bisa membuatnya bangga akanku dia adalah ibuku..
Kupersembahkan puisi ini untuknya,untuk pahalawan dan malaikatku (ibu).

"Ibu engkau adalah pahlawan dan malaikatku" By: Hirson Abdul Qosim

    IBU...Aku tidak tahu,sampai kapan aku bisa menemani setiap langkahmu,aku tidak yakin apakah esok,..lusa..ataupun detik berikutnya aku masih bisa menikmati senyum bersamamu yang tak pernah berubah itu,

IBU engkau malaikat dalam hidupku.hadir ditangisan pertamaku hingga tangisanku yang terakhir insya ALLAH..

IBU...engkau adalah pahalwan bagiku,engkau selalu ada disetiap rasa lelah dan kesakitanku,ketika aku terbaring, kau seakan ikut terbaring,kau seoalah mengambil rasa sakitku dengan baik,senyum pahit yang ku keluarkan karena sakit,kau balas dengan senyuman yang abadi,engkau bagaikan dokter yang tanpa tanda jasa,hingga aku dapat berlari kembali,tertawa kembali,terima kasih wahai ibu.

IBU...kekhawatiranku dalam benak ini hanya satu,jika ketika aku sudah menemukan pendamping hidupku,aku khawatir,apakah kita nanti masih bisa melakukan semua hal berdua..? Apakah kita masih bisa bermain bersama,? Menceritakan hari-hari yang telah aku jalani dalam setiap harinya.? Apakah aku masih bisa membelikanmu sesuatu dari makanan yang kemudian kita bisa menghabiskannya berdua,..?
Namun engkau tidak perlu khawatir wahai IBU ...aku akan selalu menyempatkan waktuku untukmu,panggil aku kapan pun kau mau akau akan menemanimu.

♡♡♡
Jubah Kemuliaan.
Karya :Andi M Yashier

Rangkaian kata dalam lisan ditulis di dalam kertas putih tak bernoda.

Hujatan kasih sayang yang dibalas dengan kemarahan.

Dekapan kelembutan yang dibalas dengan cacian yang penuh kehinaan.

Tetesan darah dari pengorbanan, nyawapun jadi taruhan.!!
Tapi... dibalas dengan tusukan lisan  mengiris hati yang paling dalam.

Ibu... Tersenyumlah...

Anakmu sadar, kertas putih yang dulunya kau rawat kini penuh dengan coretan dari catatan kedurhakaan dari anakmu yang tidak tahu diri ini.

Belaian lembut penuh kasih sayang dari tanganmu yang menyentuh tubuh yang penuh dosa ini, merindukan kehadiranmu untuk merasakan kelembutanmu.

Ibu... Maafkan kesalahan anakmu ini.

Sungguh balasan apa yang harus kami berikan terhadap pengorbanan dan perjuanganmu terhadap kami?

Kami sadar tidak ada balasan yang bisa kami berikan untuk mengganti itu semua....

Tapii... izinkan anakmu ini mencium tanganmu, mencium pipimu, dan tunduk meminta keridhoan darimu.
Karena Ridho Allah ada di tanganmu wahai Ibu..

Ibu... aku ingin membisikan sesuatu, yang semoga itu bisa membuat engkau tersenyum..

Ibu... Aku sayang padamu...Anakmu sekarang yang nakal ini sudah menjadi penghafal Al-Quran.

Izinkan aku mendapatkan keridhoanmu yang nantinya... kelak akan kupakaikan Mahkota dan Jubah kemuliaan di kepadamu karena Anakmu adalah seorang Penghafal Al-Quran.

Semoga hadiah itu bisa  membalas dan mengobati letihnya dan usapan tangis disetiap malam karena memikirkanku.

Salam rindu.

♡♡♡

Di kala ibu sedang tertidur
Ku tatap wajahnya
Ku lihat dia tak seindah dahulu
Wajahnya yg dlu indah sekarang telah keriput

Ku bayangkan
Andai kata ini lah malam terakhir ku lihat dirinya
Ntah bagaimana kehidupanku kedepan
Cahayaku kan hilang tanpanya

Ibu... Maaf kan anakmu ini
Yg selama ini masih sering menggertakmu
Masih sering melawanmu
Masih sering mengabaikan nasehatmu
Masih sering mengabaikanmu

Ntah apa jadinya aku
Jikalau aku tak mendapatkan ampunanmu
Apa jadinya aku
Jika aku tidak mendapatkan ridho dan doamu.

Karya: Andhika Bhayangkara

♡♡♡

Nah.. sekian puisinya. Gimana? Tersentuh gak? Maa syaa Allah yaa..

Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, dia berkata: "Wahai Rasulullaah, siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?" Nabi menjawab, "Ibumu." Dia bertanya, "Kemudian siapa?" Nabi menjawab, "Ibumu". Dia bertanya, "kemudian siapa?" Nabi menjawab, "Ibumu". Dia bertanya lagi, "kemudian siapa?" Nabi menjawab, "Bapakmu". (HR. al-Bukhari, no 5971 dan Muslim, no 2548)