Sabtu, 20 Agustus 2016

Lima Belas Menit Mati Lampu


Hari ini, Sabtu 20 Agustus 2016, Masih dalam suasana kemerdekaan. Dan sampai malam ini masih ada yang mengadakan lomba, buktinya masih ada ku dengar orang berteriak "1...2..3.." Ada tongmi bunyi lettong -_- *pusing pala Snow White*

Saya mau cerita sedikit tentang peristiwa yang daritadi terjadi, yakni mati lampu. Tapi biasa kalo mati lampu itu, mati juga ki listrikka. Fenomena yang unik memang.
Jadi begini...

Waktu tadi ngajar santri mengaji bersama dengan sang Bapak,

Nabila: "Bunyi na sukun harus dilama-lamakan apabila ketemu dengan huruf ba"
Saya: "yang ke 4?!"

Selagi asik-asiknya kami muraja'ah pelajaran tajwid, tiba-tiba dunia menjadi gelap gulita alias telah terjadi mati lampu. Sontak semua santri panik dan menjerit. Termasuk Nabila dan Tiara yang saat itu saya ajar.

"Jangan ada yang bergerak, semua diam di tempat, jangan ada yang bergerak" begitu teriakan saya, hhah. *Sok Tegas* Namanya juga anak-anak, teriakan saya tidak di tanggapi dan tidak di cerna baik-baik -_- . malah tambah panik dan saya tambah puyeng.

"Kaaak"
"Kaaaaaaaaaaak"
"Kaakkk"

Subhanallah, bocah-bocahku ini -_-

Dan sekali lagi saya mencoba menenangkan mereka dengan suara yang sedikit lebih keras, "Jangan ada yang bergerak, semua tetap di tempat!"
Bapakpun sama denganku, menyuruh para santri untuk tetap tenang.

5 menit berlalu, cahaya tak kunjung datang. tak ada bantuan senter atau lilin, hanya ada cahaya dari wajah saya *hhah ini mah kePDan* para santri mulai merasa gelisah.

"Kaaaak, mana tasku?"
"Kaaaaaaaaaaak, iqro ku mana?"
"Kaaak!"
"Kaakk manaki?"

Yaa Allah, bocah.. sudah tau gelap gulita malah bikin pusing. Setelah 10 menit berlalu akhirnya cahaya yang di nanti datang juga, cahaya lilin yang di bawa oleh om saya yang juga santri-santri saya biasa memanggil beliau dengan sebutan "Kakek". Lalu ada beberapa santri saya yang bertanya, dan pertanyaan nya pun sama, 

"Kak, kenapa bisa mati lampu?"

Mana saya tau sayang -_- tanya sama PLN. kah sama-sama jaki juga tadi di mesjid toh? yang jelas bukan saya yang kasih mati lampu. suerr ka! Suerr ka bukan ini jawabanku di santriku, ckckck. Waktu itu saya menjawab dengan kata "tidak tau". karna memang tidak kutau.

Bapakpun menyuruh para santri untuk mengemas semua barang-barang mereka. Dan belajar mengaji di hentikan, serta para santri sebaiknya pulang lebih awal.

"Semuanya bisa pulang." Kata guru besar A.K.A Bapak " :D

Dengan memegang lilin, bapak mengantar para santri sampai kedepan pintu mesjid. Dan tidak lupa mengingatkan kepada mereka untuk hati-hati dijalan. *So sweeet ^^ * Setelah para santri pulang semua, saya juga pamit pulang.
Ketika telah berada di luar mesjid, sudah banyak ku lihat pemandangan anak-anak mengerumuni api (karna ada temanna bawa tai lilin). Dan pemandangan lainnya yaitu ada anak kecil dan juga para remaja, ada juga orangtua yang sedang memegang android mereka masing-masing, memanfaatkan lampu senter yang ada di gadget tersebut.

Batin saya melihat pemandangan tersebut, "Jaman dulu kalo mati lampu pegang lilin, jaman sekarang pegang android." #TerbaitMeman. Alhamdulillaah masa kecil saya bahagia ketika mati lampu melihat banyak lilin menyala, masa kecil saya bahagia :')

15 menit waktu mati lampu, dan saat yang di tunggu-tunggu  akhirnya muncul juga. Lampu kembali menyala begitupun listrik, Baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa sontak berteriak kegirangan, dan mengatakan, "Horrreeeeeee", Adik saya, Syahrul juga bertepuk tangan.

Batin saya pun kembali berkata, "mati lampu jaman dulu dan jaman sekarang masih ada persamaannya, sama-sama bahagia kalau lampunya sudah menyala" ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar